Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat melaporkan bahwa nilai impor provinsi ini pada Januari 2024 mengalami peningkatan sebesar 41,94 persen dibandingkan dengan Desember 2023, yaitu dari USD22,34 juta menjadi USD31,71 juta.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2023, terjadi peningkatan sebesar 2,42 persen,” ujar Muhammad Saichudin, Kepala BPS Kalimantan Barat, di Pontianak, baru-baru ini. Saichudin menambahkan bahwa bahan bakar mineral (HS27), gandum-ganduman (HS10), serta karet dan barang dari karet (HS40) merupakan tiga komoditas utama yang berkontribusi terhadap impor Kalimantan Barat pada Januari 2024.
Menurut Saichudin, ketiga golongan barang tersebut masing-masing menyumbang 22,17 persen, 17,98 persen, dan 13,18 persen, dengan total kontribusi mencapai 53,33 persen.
Selain itu, ada tiga golongan barang lainnya yang juga berkontribusi terhadap impor Kalimantan Barat, yaitu mesin-mesin/pesawat mekanik (HS84), benda-benda dari batu, gips, dan semen (HS68), serta bahan kimia organik (HS29). Ketiga golongan barang tersebut masing-masing menyumbang sebesar 12,87 persen, 8,01 persen, dan 5,11 persen. Total nilai impor dari ketiga golongan barang tersebut mencapai USD8,24 juta atau 25,99 persen.
“Dalam konteks total impor Kalimantan Barat pada Januari 2024, sepuluh golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi sebesar 90,95 persen. Dari sisi pertumbuhan, impor sepuluh golongan barang tersebut naik 51,07 persen dibandingkan dengan Desember 2023, yaitu dari USD19,09 juta menjadi USD28,84 juta,” jelas Saichudin.
Sementara itu, Tiongkok, Malaysia, dan Pantai Gading merupakan tiga negara utama pemasok impor Kalimantan Barat pada Januari 2024, dengan masing-masing menyumbang 35,00 persen, 25,95 persen, dan 12,49 persen. Total kontribusi dari ketiga negara tersebut mencapai USD23,29 juta atau 73,44 persen dari total nilai impor Kalimantan Barat.