Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia telah mengumumkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan sejumlah insentif bagi perusahaan batu bara lokal yang berencana untuk melakukan proses hilirisasi batu bara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan insentif fiskal dan non fiskal bagi perusahaan batu bara yang berencana untuk melaksanakan program hilirisasi batu bara di Indonesia.
“Dengan demikian, pertanyaan selanjutnya adalah, apa dukungan yang diberikan pemerintah untuk mempercepat proses hilirisasi batu bara? Ada insentif fiskal dan non fiskal,” kata Irwandy dalam sebuah seminar di Jakarta, seperti dilansir pada hari Jumat, 15 Maret 2024.
Pertama, Irwandy menjelaskan, ada insentif tarif royalti batu bara khusus untuk proses gasifikasi batu bara hingga 0%. Hal ini berdasarkan Undang-undang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2021, serta Peraturan Menteri (Permen) ESDM.
“Untuk insentif fiskal, royalti bisa mencapai 0% jika melakukan hilirisasi (batu bara),” jelasnya.
Kedua, akan ada harga batu bara khusus untuk proyek hilirisasi. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Selanjutnya, konsep ‘cost + margin’ akan diterapkan untuk kegiatan hilirisasi batu bara di sekitar area tambang. Selain itu, harga khusus tersebut akan ditentukan secara khusus untuk setiap proyek hilirisasi batu bara.
“DMO yang akan digunakan untuk proses gasifikasi dan sebagainya,” kata Irwandy.
Terakhir, insentif yang akan diberikan oleh pemerintah adalah jaminan pasokan batu bara untuk proyek hilirisasi akan selalu tersedia.
“Jaminan pasokan batu bara dari pemerintah,” tambahnya.
Dengan demikian, ia mengatakan bahwa pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan non fiskal untuk proyek hilirisasi batu bara agar proyek tersebut dapat dijalankan di dalam negeri.
“Ini secara garis besar, detailnya sedang dipikirkan oleh pemerintah agar proses hilirisasi (batu bara) dapat berjalan,” tutupnya.
PTBA berencana untuk menjalankan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Sumatera Selatan. Setelah investor asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals Inc mundur dari proyek DME ini, PTBA kini sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan asal China.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, ada beberapa calon mitra potensial asal China untuk melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Namun, perusahaan yang cukup serius dalam mengerjakan proyek ini salah satunya adalah East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd.
“Dari beberapa perusahaan China yang paling serius itu namanya East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd. Itu yang sekarang ini yang paling serius yang kami jajaki untuk masalah DME, di samping kami berbicara mengenai keekonomian,” ungkap Arsal dalam Konferensi Pers, Jumat (8/3/2024).
Sementara itu, BUMI juga berencana untuk menggandeng mitra baru asal China untuk mengembangkan proyek gasifikasi batu bara di Indonesia. Bahkan, penutupan keuangan untuk proyek tersebut ditargetkan dapat tercapai pada tahun ini.
Mitra baru asal China ini berlanjut, pasca perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals Inc menyatakan hengkang dari proyek hilirisasi batu bara di Indonesia.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan bahwa rencana hilirisasi batu bara grup bumi saat ini terus berjalan. Adapun, setelah mitra sebelumnya yakni Air Products memutuskan hengkang, kini BUMI tengah menyiapkan mitra strategis asal China.